ü Walimah hendaknya dilaksanakan setelah pasangan suami istri sah
terbentuk.
ü Dalam walimah hendaknya diundang orang-orang yang shalih, baik yang
miskin
maupun yang
kaya. Tidak boleh hanya mengundang orang yang kaya saja, sebagaimana sabda Nabi
SAW: “Seburuk-buruk makanan adalah hidangan walimah yang orang-orang kaya
diundang namun orang miskin tidak diundang.” (HR Muslim).
ü Walimah hendaknya dilaksanakan dengan sekurang-kurangnya menyem-belih
seekor kambing, boleh juga lebih apabila ada keluasan rezeki. Apabila tidak
mampu, maka boleh dengan lainnya menurut kadar kemampuan-nya. Boleh pula
mengadakan walimah tanpa hidangan daging, sebagaimana pernikahan Rasulullah SAW
dengan Shofiyah yang hanya menyediakan makanan dari tepung, mentega dan keju
yang dicampur.
ü Boleh bernyanyi dan menabuh rebana di dalam acara pernikahan yang
dilakukan oleh kaum wanita di hadapan wanita. Sebagaimana sabda Nabi SAW: “Pemisah
antara acara yang halal dengan yang haram adalah suara rebana.” (HR.
Al-Hakim). Jadi yang diperbolehkan hanyalah suara rebana bukan musik-musik
lainnya.
ü Mengumumkan acara pernikahan, sebagaimana dalam sabda Nabi SAW: “Umumkanlah
pernikahan!” (HR. Ibnu Hibban)
Tetapi kondisi sekarang jarang sekali menemukan sebuah
walimatul ursy yang benar-benar sesuai syari’at islam, kecuali yang orang
tuanya benar-benar paham akan syari’at islam. Berikut ini yang dilakukan oleh masyarakat sekarang dalam acara resepsi pernikahan(walimatul ursy):
- Ikhtilath (Bercampur baur) antara kaum lelaki dan wanita. Islam melarang percampurbauran antara kaum laki-laki dan wanita tanpa hijab, karena akan menimbulkan kerusakan bagi akhlak dan pribadi ummat.
- Membuka aurat, terutama bagi kaum wanita. Kepada para wanita, hendaknya mereka mengingat firman Alloh SWT :“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu” (Al-Ahzab: 59). Apabila terhadap isteri-isteri Nabi yang mana mereka adalah sebaik-baik wanita. Alloh memerintahkan mereka untuk berjilbab dan menutup aurat, bagaimana lagi dengan wanita lainnya yang bukan termasuk isteri-isteri nabi?
- Bertabarruj (berhias diri) sebagaimana berhiasnya kaum kafir, baik dengan cara mencabuti bulu alis, memanjang-kan kuku dan mengecatnya dan semisalnya. Ingatlah sabda Nabi SAW: “Barangsiapa yang meniru-niru perbuatan suatu kaum tertentu maka dia termasuk dalam golongan mereka.” (HR Abu Dawud)
- Kedua mempelai duduk berdua di pelaminan. Ini juga bukanlah bagian dari Islam, bahkan Islam berlepas diri darinya. Karena pelaminan akan menjadikan kedua mempelai sebagai pusat perhatian, dimana seorang lelaki yang asing dapat memandangi wajah si mempelai wanita demikian pula sebaliknya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan fitnah dan penyakit hati bagi para pelakunya.
- Memperdengarkan musik-musik jahiliyah, apalagi musik-musik yang mengundang syahwat dan melalaikan. Demikian pula acara dansa-dansa dan joget ria, merupakan kemungkaran yang harus dihindari dan dijauhi.
- Israaf (berlebih-lebihan) dan Tabdzir (menghambur-hamburkan harta dan makanan).Sesungguhnya walimah yang sederhana namun sesuai dengan sunnah lebih berbarakah dan lebih baik daripada walimah yang mewah namun menyelisihi sunnah.
Tak jarang pula sebagai seorang muslim/muslimah yang
telah tahu bagaimana seharusnya walimatul ursy, mereka melobi kepada kedua
orang tuanya untuk mengadakan acara walimatul ursy sesuai syari’at islam atau
walimahan yang sederhana.
Tetapi tak jarang pula orang tua yang telah besih
kukuh mempertahankan pendapat mereka untuk mengadakan resepsi pernikahan secara
besar-besaran, seperti kebanyakan masyarakat. Karena mereka tak ingin
dikucilkan oleh tetangganya. Mungkin juga karena sang putri/putra adalah anak
pertama yang walimahannya harus diselenggarakan semeriah mungkin. Mungkin juga kebanyakan orang acara ini hanya satu kali seumur hidup. Hemm ada yang
nyewa organ tunggal, campursari, de....el....el......
Sedikit cerita, suatu hari menghadiri sebuah walimatul
ursy yang dia adalah teman yang tahu bagaimana syari’at dalam syari’at islam.
Setelah sampai disana ternyata resepsi pernikahannya menggunakan acara campursari,
klenengan, sang mempelai di pajang di kursi pelaminan.
Lalu sekelumit ucapan terucap dari temannya, “wehh…
mantennya dipajang(pengantinnya dipajang)” dan sekelumit-lumit ghibah tentang
sang pengantin. Hemmm…. Rasanya pengen ngelus dada. Ya, saya tahu, tapi kenapa
harus mengibah dengan menjelek jelekan seperti itu. Berfikirlah positif, mungkin
saja sang pengantin sudah berusaha untuk melobi, merayu orang tuanya untuk
pernikahannya nanti tak perlu memakai kelenik, campursari, nyanyian,
de..el..el. PAHAMILAH kami, KAMI HANYA BISA MELOBI!!!.
Ketika orang tua bisa memahami untuk tidak melakukan hal-hal yang berbau klenik atau berbau syirik itu cukup, ketika orang tua belum bisa memahami untuk tidak memajang sang mempelai didepan, yang disitu sebenarnya tidak diperbolehkan memajang sang mempelai. Tapi, hal itu tidak sampai pada derajat kesyirikan kepada Allah SWT.
Ketika orang tua bisa memahami untuk tidak melakukan hal-hal yang berbau klenik atau berbau syirik itu cukup, ketika orang tua belum bisa memahami untuk tidak memajang sang mempelai didepan, yang disitu sebenarnya tidak diperbolehkan memajang sang mempelai. Tapi, hal itu tidak sampai pada derajat kesyirikan kepada Allah SWT.
Saya juga setuju apa yang disarankan oleh Bang Darwis Tere Liye:
- tdk usah buat kartu undangan muahal2, sy tahu, ini urusan sekali seumur hidup, mau yg spesial, mewah, tp buat apa? sebagian besar kartu undangan itu berakhir di kotak sampah. kecuali kalau kalian tulis di kartu undangannya: 'please, harga kartu undangan ini rp 20.000/buah, jd angpao hadiah pernikahannya minimal 10x dr itu. jadi buatlah yg elegan tp sederhana. berkelas tp murah meriah. well, tips detail soal ini, tanya sama pak tukang bikin undangan. di jakarta, di dekat tebet sana, ada pasar yg penuh ratusan loket bikin kartu undangan, tinggal pilih.
- tdk usah pakai musik2 yg aneh2. sy tahu, undangan nanti bengong kalau tdk ada hiburan. hanya saja, terserah, apakah kalian mau lbh ramai dihadiri penghuni langit atau penghuni bumi? musik gamelan, boleh. tradisional boleh. nasyid yg simpel boleh (karena ada juga nasyid yg kencang2, mengganggu). lagu jazz juga boleh. tp jangan pernah dangdutan, organ tunggal dgn penyanyi2 seksi--ada juga jazz dgn penyanyi berpakaian tak sopan. musik arab? jelas tdk boleh kalau pakai penari perut. ngerti kan? arab tdk otomatis islami.
- tdk usah pakai foto pre-wedding segala. tdk usah deh. nanti sj, foto post-wedding. sebenarnya buat apa sih foto pre-wedding? sy coba buka kamus tebal, melongok buku2, website, tdk ada alasan kokoh kenapa foto pre-wed harus ada. buat kenangan? hehe, ini argumen lucu sekali--terserah deh kalau ada yg tdk ketawa dan tetap ngotot pre-wed.
- pawang hujan. aduh, celaka urusan. seperti tdk punya Tuhan. di hari pernikahan yg mengharap berkah, kalian malah menugaskan orang komat-kamit baca mantera mengusir hujan--biar undangan bisa datang kinclong gitu. bagus betul. jika kalian membenci hujan, maka kalian membenci kitab suci--cek ayat2nya dlm kitab suci. ingatkan seluruh keluarga, jangan pernah pakai pawang hujan.
- menyebut2 kebanggaan, gelar, peristiwa dll dalam prosesi pernikahan. ada saja pernikahan yg menghabiskan 10 menit utk membacakan CV pengantin. sy pikir tdk perlu, karena itu tdk ada relevansinya dgn akan selanggeng apa pernikahan kita.
- terakhir, tentu sj, jangan bermewah2. sy tahu, pernikahan itu milik keluarga. ada keinginan orang tua, ada ambisi orang tua. tp berusahalah utk di-rem. karena eh karena, yg paling penting dr sebuah pernikahan adalah pengharapan. apa itu pengharapan? doa. doa2 yg dipanjatkan. ketika doa itu berpilin ke atas, menyatu, maka semoga berbuah keluarga yg baik2, keturunan yg baik2. please deh ah, kalau nikahnya sj sdh mewah2, hasil korupsi pula--atau uang tdk jelas, bagaimanalah akan melahirkan generasi berikutnya yg baik?
Tetep Semangat... Hamasah saudaraku seperjuangan.. FIGHT ^_^..
No comments:
Post a Comment